Rabu, 09 Maret 2011

Restless Legs Syndrome Dapat Menimbulkan Gangguan

Hasil suatu studi luas yang dilakukan secara cross sectional menunjukkan bahwa resiko penyakit kardiovaskuler tampaknya 2 kali lebih besar pada pasien dengan riwayat RLS (restless leg syndrome).

Dr. John W. Winkelman dari Harvard Medical School Bosto,yang memimpin studi ini menyatakan bahwa hubungan antara RLS dengan penyakit jantung dan stroke paling kuat pada pasien yang mengalami gejala RLS minimal 16 kali sebulan. Resiko ini juga meningkat pada pasien dengan RLS yang gejalanya lebih berat, dibanding dengan pasien dengan gejala yang kurang mengganggu.
Hasil studi ini berasal dari analisis sebanyak 1.559 laki-laki dan 1874 perempuan yang dilibatkan dalam Sleep Heart Health Study, yang meneliti dampak gangguan pernafasan saat tidur terhadap sistem kardiovaskuler. Usia rata-rata pasien yang diteliti adalah 67,9 tahun.
Secara keseluruhan, sebanyak 6,8% perempuan dan 3,3% laki-laki menderita RLS. Pada analisis multivariat, rasio risiko untuk timbulnya penyakit arteri koroner dan penyakit kardiovaskuler adalah 2,05 dan 2,07 untuk pasien dengan RLS, dibanding subyek tanpa RLS. Gejala RLS yang lebih sering dan lebih berat memperkuat hubungan ini.
RLS dapat meningkatkan risiko kardiovaskuler melalui sejumlah mekanisme potensial, misalnya dengan meningkatkan frekuensi denyut jantung malam hari dan peningkatan tekanan darah. Sebaliknya, penyakit kardiovaskuler dapat menimbulkan RLS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar